Tulisan ini saya buat untuk menjawab beberapa teman yang bertanya tentang bagaimana menciptakan mental Entrepreneur padahal status mereka selama ini masih sebagai karyawan.
Untuk menjawab pertanyaan seperti ini maka saya akan jawab dengan pertanyaan juga… Apakah Entrepreneur itu “Born or Made” ?
Entrepreneur adalah satu pola pikir bukan profesi dimana menjadi entrepreneur berarti membuat ‘satu’ dari ‘nol’ atau dengan kata lain, menciptakan sesuatu yang baru atau menambahkan dari yang sudah ada menjadi sesuatu yang mempunyai value edit. Dan ini, bukan bidang yang biasa dikelola oleh kelompok yang bergelut dengan rutinitas. Siapapun, termasuk karyawan, harus memulai pelajarannya sendiri untuk ‘meningkatkan nilai dari yang sudah ada’, atau membuat menjadi ‘ada’ sesuatu yang tadinya ‘tidak ada’.
Jadi mental Entrepreneur harus juga dimiliki setiap karyawan, dimana hal ini merupakan asset yang sangat berharga. Jika dalam diri karyawan telah mengalir darah dan perasaan malu apabila tidak berguna di perusahaan. Semua karyawan yang bermental entrepreneur berlomba untuk meningkatkan prestasi dan prestisenya masing-masing untuk memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi. Kondisi ini bisa tercipta manakala organisasi menganggap karyawan sebagai mitra kerja yang perlu dihargai dari semua sisi kehidupan. Jika upaya maksimal telah dilakukan organisasi, maka roh mental Entrepreneur dalam diri karyawan akan terpatri, sehingga jika mereka merasa tidak dipercaya lagi, tidak digunakan secara maksimal serta merasa tidak bisa berkontribusi, maka mereka memilih untuk resign daripada makan gaji buta. Itulah sebenarnya makna sejati dari karyawan yang bermental entrepreneur…
Pertanyaannya, siapa dan seperti apa ciri-ciri karyawan yang mempunyai mental entrepreneur ? yaitu karyawan yang memiliki semangat, berprestasi, jeli dalam menangkap dan menciptakan peluang dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, juga melihat dirinya sebagai profesional sukses.
Ciri-ciri karyawan yang memiliki mentalitas entrepreneur adalah sebagai berikut :
Pertama, seorang yang bermental entrepreneur selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk investasi. Artinya ia bukan tipe karyawan yang bersifat konsumtif, dan selalu berpikir untuk kemajuan di masa mendatang.
Kedua, seorang bermental entrepreneur selalu berusaha secepatnya bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain. Mereka selalu membagi tugas dan mendelegasikan tugas sesuai dengan kemampuan dan kapabilitas masing-masing team.
Ketiga, Bersikap Hemat, dengan bersikap hemat, Anda sudah memiliki sifat-sifat seorang entrepreneur sejati. Seorang entrepreneur bisa membuat banyak perubahan dalam strategi bisnis dan menekan pengeluaran berlebihan, bukan sebaliknya. Sedikit cerita saat 18 tahun lebih masih berstatus sebagai karyawan multinasional, saya sering mendengar ucapan “ khan uang perusahaan bukan uang kita…ngapain ngoyo & dipikirin ” saat program – program yang mereka jalankan tidak berjalan baik dan mencapai target yang ditentukan. Pastinya mindset seperti berikut sangatlah bertolak belakang dengan mental Entrepreneur
Keempat, Kreatif dan Inovatif. Dalam dunia kerja kantoran, inisiatif, inovasi, dan kreativitas juga sangat diperlukan untuk memajukan perusahaan tempat Anda bekerja, dimana anda tidak harus di posisi Marketing untuk bisa melakukan point ini, karena di setiap divisi anda bisa implementasikan.
Kelima, berjiwa besar. Ketika ide Anda ditolak, atau misalnya ada karyawan baru yang dinilai lebih aktif, maka Anda harus berjiwa besar dan justru menjadi pemicu meningkatkan semangat Anda untuk maju.
Keenam, Disiplin. Setiap pekerjaan pasti menuntut kedisiplinan yang tinggi. Kemampuan disiplin diri yang tinggi akan membuat anda sukses dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Dalam hal disiplin diri, dari hasil survei biasanya karyawan yang berdisiplin dalam bekerja mempunyai korelasi dengan kinerja. Konsep disiplin bukan diterjemahkan dengan hanya jam masuk dan jam keluar, akan tetapi dalam artian yang comprehensive termasuk disiplin untuk membuat dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya.
Ketujuh, hilangkan rasa takut gagal. Kita sering menghadapi rasa takut karena kita sama sekali belum pernah mencobanya atau tidak siap. Cobalah untuk mempersiapkannya terlebih dahulu, dan majulah kembali.
Bekerja apalagi berbisnis itu perlu konsentrasi yang penuh, dan karena hampir 60 persen waktu kita akan dipergunakan untuk berkutat dengan kerja atau bisnis, maka hanya ada satu syarat agar berhasil dengan baik yaitu FOKUS.
Jika Anda mencintai pekerjaan Anda maka di dalam mengerjakannya, Anda akan melakukannya dengan senang hati dan bukan dengan beban yang berat.
Fokus dan cintailah, pekerjaan atau bisnis anda secara total, dan Anda akan mendapatkan bahwa kesuksesan itu berada di depan mata Anda.
Semoga kita semua sukses dalam bisnis, karier, berkeluarga, bermasyarakat dan pastinya di Akhirat kelak…Aamiin!
Salam Synergypreneur