Muharam merupakan momen yang sangat penting bagi umat Islam. Ini menandai peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Islam, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 1 Muharam yang saat ini diperingati sebagai tahun baru umat Islam atau tahun Hijriah. Secara bahasa, hijrah berarti berpindah dari sesuatu ke sesuatu yang lain. Jadi, hijrah itu sendiri identik dengan perubahan. Maka, kita harus memahami makna hakiki di balik peristiwa hijrah ini.
Semangat hijrah sekarang diharapkan dapat menumbuhkan optimisme, syukur, dan sabar, terlebih di saat kondisi seperti sekarang ini. Dan apa yang disampaikan Ali bin Abi Thalib sebagai penyemangat kita sekarang sangatlah tepat yaitu; “Bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tetapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Maka jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Lalu jangan katakan kepada Allah, ‘aku punya masalah’. Tapi katakanlah kepada masalah, ‘aku punya Allah Yang Maha segalanya’”.
Perubahan Harus Diperjuangkan
Perubahan adalah sebuah perpindahan. Berpindah atau berhijrah, harus diperjuangkan. Sehingga berhijrah bukan sekadar berpindah tempat, melainkan berhijrah untuk menghadirkan suasana yang lebih baik, elok & mulia, dibandingkan dengan sebelumnya dan bukan malah menjadi lebih buruk. Hijrah adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran nurani dan spiritual untuk berpindah kepada keadaan lebih baik yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hijrah Menuju Kemenangan
Michael Hart meletakkan Nabi Muhammad SAW di antara 100 tokoh dunia yang pengaruhnya paling besar. Hart menjelaskan, pengaruh besar Nabi SAW terbangun setelah hijrah dari Makkah ke Madinah. Selama 13 tahun di Makkah, hampir tidak ada prestasi gemilang yang diraih oleh beliau.
Kesuksesan Nabi Muhammad SAW itu dilanjutkan para sahabat, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan lain-lain. Pada zaman Khalifah Umar, selang beberapa tahun setelah Nabi SAW wafat, Persia sudah jatuh ke tangan umat Islam. Dalam tempo yang sangat singkat, kekuasaan Islam telah menyebar dari Andalusia di Barat sampai ke Cina di sebelah timur.
Ada gambaran yang sangat indah dari Imam Syafii terkait dengan hijrah ini. ”Pergilah. Maka, kamu akan mendapatkan ganti dari yang kamu tinggalkan. Lihatlah kayu cendana yang wangi itu. Di tempatnya sendiri cuma sebangsa kayu bakar saja.”
Maksudnya, banyak orang yang tidak berprestasi kalau berada di kampung halamannya sendiri. Dia akan punya prestasi gemilang kalau pindah ke tempat lain.
Sudah terbukti banyak orang yang mampu membuat karya-karya besar setelah mereka pindah. Sebaliknya, jarang orang yang menjadi besar di tempatnya sendiri karena dikekang oleh aturan-aturan dalam satu kondisi ataupun situasi.
Bagi saya setelah 18 tahun berkarya sebagai professional di salah satu perusahaan multinasional dan memutuskan hijrah menjadi entrepreneur tepat di usia 40 tahun, dimana di awal-awal hijrah merupakan satu kondisi yang penuh perjuangan serta pengorbanan, disaat mulai merintis usaha dari nol dan melakukan akusisi beberapa bisnis dan hasilnya dalam 6 tahun berjalan, telah berhasil mendirikan satu Group Usaha yang diberi nama Narana Group, merupakan satu holding company yang memiliki lini bisnis di bidang Industri Garment & Apparel, Outsourcing SDM, Digital Marketing Agency, Empowering Entrepreneur dan Cleaning Services.
Jadi jangan pernah mencoba untuk menyerah, dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.
Selamat Tahun Baru Hijriah – 1 Muharam 1443H