Tepat di HUT PT.HM Sampoerna yang ke 107 ini, Sebagai alumni ingin berbagi cerita bagaimana Sampoerna buat saya merupakan “ The best place not only to work – but to grow and dare the dream ”, yang dalam 18 tahun telah membentuk diri untuk menjadi pribadi yang tangguh dan dengan konsep The Sampoerna Way -nya, menjadi landasan saya untuk menjadi seorang Entrepreneur handal di 5 tahun terakhir ini.

Berkarya dalam lingkungan Sampoerna memberikan kesan yang dalam tentang profesionalisme dan passion orang-orangnya. Terlihat jelas bahwa tiap orang, dengan kapasitasnya masing-masing selalu ingin membuat sebuah perbedaan, bahkan terasa melebihi ekspektasi standar.

Kredo utama dari The Sampoerna Way adalah Anggarda Paramita, yang berarti Menuju Kesempurnaan, yang kemudian diterjemahkan ke dalam falsafah-falsafah yang memicu karyawan untuk selalu berpikir kreatif, kritis dan berbeda untuk menuju sebuah arah atau visi yang sama dan diperkuat dengan budaya perusahaan yang kuat dan melekat di jiwa para karyawannya.

The Sampoerna Way yang diluncurkan sekitar tahun 2002 menjadi tatanan berperilaku semua orang yang bernaung di bawah Sampoerna, dan hal ini yang saya rasakan waktu itu. Terlebih kami sebagai team Field Marketing, yang merupakan ujung tombak di lapangan dimana dengan terobosan & inovasi promosi berupa kampanye yang cerdas, unik serta kreatif menjadikan kami benar-benar merasa berkelas dan berbeda dari kompetitor lainnya. Disaat banyak perusahaan menggunakan cara konvensional, kurang dalam melakukan inovasi bahkan takut untuk merealisasikannya karena ragu apakah akan berhasil atau tidak. Tapi di sampoerna sebaliknya, dengan demikian tiap orang dipacu untuk berpikir dengan cara berbeda, tapi pastinya harus memiliki arah yang jelas yang harus dieksekusi dengan tepat dan cepat agar terus memenangkan persaingan di masa mendatang.

Saat itu karyawan tidak hanya diberi job description, melainkan juga opportunity. Ini karena perusahaan menganggap tiap orang mempunyai kapasitas berbeda dan unik. Setiap orang dipacu untuk memberikan kontribusi terbaik apabila opportunity yang sesuai dengan kemampuannya datang, tanpa dibatasi tingkat jabatan. Hal ini yang mengantarkan saya yang sebelumnya pertama join di Divisi Information System ( IS ) dan melakukan cross function untuk berkarir di Marketing dan akhirnya berlanjut di Sales. Special thanks for pak Ivan Cahyadi ( Sales ) – pak Darajat Kosasih ( Marketing ) – pak Koko Ityawamadi ( IS )

Dari sini saya menyimpulkan, yang membuat sebuah perusahaan terus tumbuh dan berkembang adalah budaya atau kultur, bukan orang atau bakatnya. Orang bisa saja keluar-masuk di semua lini, namun budaya yang kuat akan mengakar pada keseluruhan perusahaan. Bahkan dapat mengelola setiap orang yang datang dengan latar belakang berbeda untuk dapat bekerja dalam satu visi yang sama.  Dimana budaya yang dilaksanakan dengan baik tidak hanya berpengaruh terhadap kinerja yang lebih bagus, tapi juga menghasilkan organisasi yang lebih efisien.

Dan dalam konteks budaya Sampoerna ‘Kami Memang Beda’ inilah yang saya jadikan salah satu  landasan dalam mengambil keputusan resign untuk menjadi seorang Entrepreneur. Pastinya dalam pengambilan keputusan saat itu tidaklah mudah, meninggalkan zona yang selama ini saya tinggali & jalani dengan sangat nyaman dan tentram lebih dari 18 tahun. Bahwa ada kemungkinan hal-hal buruk akan terjadi ataupun tidak sesuai seperti yang kita harapkan, manakala berani mengambil risiko tersebut…meski baru sebatas kemungkinan, dimana ini sudah menciptakan ketakutan sendiri dan membuat kita tidak berani memilih dan mengambil keputusan. Dan akhirnya keputusan untuk mewujudkan salah satu point dalam road map hidup itu saya ambil tepat di usia 40 Tahun…life begin forty.

Bersyukur dengan Visi hidup yang tertanam sejak umur 25 tahun, “Hidup harus berprestasi dan meninggalkan prasasti untuk memberi inspirasi” telah menguatkan saya untuk berani mengambil keputusan waktu itu dan Alhamdulillah dalam 5 tahun perjalanan sebagai Entrepeneur Narana Group telah masuk di bisnis Logistics, Outsourcing SDM, Garment, Cleaning Service serta Digital Marketing. The Narana Way sekarang menjadi konsep yang saya jalankan dalam mewujudkan mimpi di Narana Group agar bisa menjadi satu perusahaan seperti Sampoerna yang berusia sampai ratusan tahun….

Thank You SAMPOERNA – Happy 107 Anniversary…

#banggaSampoerna

Di artikel berikutnya saya akan sharing bagaimana konsep brilliant akusisi Sampoerna,walaupun mempunyai budaya / kultur yang berbeda yaitu antara budaya timur ( Pak Putra Sampoerna ) vs budaya Barat ( Philips Morris International ) prosesnya berjalan sangat baik dan strategi inilah yang saya jadikan landasan dalam akusisi 3 Perusahaan yang bergerak di bidang Logistics, Outsourcing SDM & Garment.